Assalamu'allaikum warohmatullohi wabarokatuh
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikan pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban manusia. oleh karenanya, dunia sekarang semakin tidak memiliki batas dalam berkomunikasi. setiap orangnya memiliki akses terhadap sumber informasi dimanapun berada. sebagai konsekuensinya, masyarakat menjadi semakin kritis dan responsif terhadap beragam isu aktual yang berkembang dalam hitungan waktu yang sangat singkat... yang semuanya serba online'''
demikian dari pencheng lemah mendak...
Berikut adalah pesan positif anda baca sampai selesai mudah"an bermanfaat bagi anda pembaca''''
PENGERTIAN EMOSI
Emosi adalah reaksi dan/atau perasaan intens yang ditujukan kepada
seseorang atau sesuatu. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang
mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap
sesuatu.
Kata “emosi” berasal dari kata bahasa Perancis, émotion, dari
émouvoir, ‘kegembiraan’ dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-)
‘luar’ dan movere ‘bergerak’. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih
cepat berlalu dari pada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang
bersikap kasar, manusia akan merasa marah.
Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan
cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang buruk,
seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam.
ASPEK EMOSI
Charles Darwin, pengarang buku ”The Expression of the Emotions in Man and Animals” menuliskan:
Terdapat aspek emosi yang fundamental yang harus dipertimbangkan, diantaranya:
Biologi emosi
Semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran
sebesar sebuah kacang walnut dan terletak di batang otak. Orang-orang
cenderung merasa bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif
tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama. Sistem limbik yang lebih
aktif terdapat pada orang-orang yang depresi, khususnya ketika mereka
memperoleh informasi negatif.
Intensitas
Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan
pemicu emosi yang sama. Dalam sejumlah kasus, kepribadian menjadi
penyebab perbedaan tersebut. Pada saat lain, perbedaan tersebut timbul
sebagai hasil dari persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Frekuesi dan durasi
Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu
pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan
dan intensitasnya, tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka
berusaha menampilkannya.
Rasionalitas dan Emosi
Emosi adalah penting terhadap pemikiran rasional karena emosi
memberikan informasi penting mengenai pemahaman terhadap dunia sekitar.
Dalam suatu organisasi, kunci pengambilan keputusan yang baik adalah
menerapkan pemikiran dan perasaan dalam suatu keputusan.
Fungsi emosi
Dalam ”The Expression of the Emotions in Man and Animals”,
Charles Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk
membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangat berguna karena
‘memotivasi’ orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar dapat
bertahan hidup – tindakan-tindakan seperti mengumpulkan makanan, mencari
tempat berlindung, memilih pasangan, menjaga diri terhadap pemangsa,
dan memprediksi perilaku. Emosi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku
manusia.
KLASIFIKASI EMOSI
Salah satu cara mengklasifikasikan emosi adalah berdasarkan apakah emosi tersebut positif atau negatif.
Emosi-emosi positif -seperti rasa gembira dan rasa syukur-
mengekspresikan sebuah evaluasi atau perasaan menguntungkan, sedangkan
emosi-emosi negatif -seperti rasa marah atau rasa bersalah-
mengekspresikan sebaliknya.
Emosi tidak dapat netral, karena menjadi netral berarti menjadi nonemosional.
SUMBER-SUMBER EMOSI DAN SUASANA HATI
Kepribadian
Kepribadian memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami
suasana hati dan emosi tertentu, contohnya beberapa orang merasa
bersalah dan merasakan kemarahan dengan lebih mudah dibandingkan orang
lain, sedangkan orang lain mungkin merasa tenang dan rileks dalam
situasi apa pun. Intinya, beberapa orang memiliki kecenderungan untuk
memiliki emosi apa pun secara lebih intens atau memiliki intensitas afek
(perbedaan individual dalam kekuatan di mana individu-individu
mengalami emosi mereka) tinggi.
Hari dalam seminggu dan waktu dalam sehari
Orang-orang cenderung berada dalam suasanan hati terburuk di awal minggu dan berada daam suasana hati terbaik di akhir minggu.
Cuaca
Cuaca menjadi sebuah peristiwa yang luar biasa sedikit pengaruh
terhadap suasana hati. Seorang ahli menyimpulkan, “Berlawanan dengan
pandangan kultur yang ada, data ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak
melaporkan suasana hati yang lebih baik pada hari yang cerah atau
sebaliknya.
Stres
Sebuah penelitian menghasilkan pernyataan, “Adanya peristiwa yang
terus-menerus terjadi yang menimbulkan stres tingkat rendah menyebabkan
para pekerja mengalami tingkat ketegangan yang semakin lama seiring
berjalannya waktu semakin meningkat.
Aktivitas sosial
Orang-orang dengan suasana hatinya positif biasanya mencari interaksi
sosial dan sebaliknya, interaksi sosial menyebabkan orang-orang
mempunyai suasana hati yang baik. Jenis aktivitas sosial juga
berpengaruh. Penelitian mengungkap bahwa aktivitas sosial yang bersifat
fisik, informal, (Epicurean) lebih diasosiasikan secara kuat
dengan peningkatan suasana hati yang positif dibandingkan dengan
kejadian-kejadian formal atau yang bersifat duduk terus-menerus.
Tidur
Kualitas tidur memengaruhi suasana hati. Para sarjana dan pekerja
dewasa yang tidak memperoleh tidur yang cukup melaporkan adanya perasaan
kelelahan yang lebih besar, kemarahan, dan ketidakramahan. Satu dari
alasan mengapa tidur yang lebih sedikit, atau kualitas tidur yang buruk,
menempatkan orang dalam suasana hati yang buruk karena hal tersebut
memperburuk pengambilan keputusan dan membuatnya sulit untuk mengontrol
emosi.
Olahraga
Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan suasana hati positif.
Usia
Suatu penelitian atas orang-orang yang berusia 18 hingga 94 tahun
mengungkapkan bahwa emosi negatif tampaknya semakin jarang terjadi
seiring bertambahnya usia seseorang.
Gender
Dalam perbandingan antar gender, wanita menunjukkan ekspresi
emosional yang lebih besar dibandingkan pria. Mereka megalami emosi
secara lebih intens dan mereka menunjukkan ekspresi emosi positif maupun
negatif yang lebih sering, kecuali kemarahan. Tidak seperti pria,
wanita juga menyatakan lebih nyaman dalam mengekpresikan emosi dan mampu
membaca petunjuk nonverbal dan paralinguistik secara lebih baik.
10 KALIMAT YANG SEPATUTNYA DIHINDARI SAAT EMOSI
Jangan ambil keputusan saat emosi, saran itu ternyata ada benarnya.
Ada yang menyayangkan sebuah hubungan yang sudah berlangsung
bertahun-tahun berakhir hanya karena satu kalimat saja sewaktu
menghadapi masalah yang kecil. Maka bila Anda sedang kesal dengan
pasangan, hindari 10 kalimat berikut ini:
-
“Saya ingin pisah.”
Dalam emosi tingkat tinggi, kalimat ini bisa saja dengan mudah
keluar. Seolah bayangan-bayangan kenangan masa indah sebelumnya tidak
lagi berarti. Harus benar-benar sudah siap untuk berpisah. Menjadi
penting mengatur emosi supaya tidak salah argumen.
-
“Saya tidak marah.”
Kebalikan dengan emosi yang tinggi, ada sebagian orang yang justru
memilih diam dan mengatakan tidak sedang marah, tetapi melampiaskannya
dengan membanting pintu dengan keras. Ini juga membuat keadaan tidak
menjadi lebih baik. Membanting pintu dan mendiamkan diri tidak
menyelesaikan konflik yang dihadapi. Saat ada yang salah, ada baiknya
menyampaikan dengan lugas. Bukan berarti marah tanpa alasan, dan
membanting pintu atau kekerasan lainnya.
-
“Kamu sama saja dengan ayahmu.”
Ini amat menyakitkan buat dia, dan justru menambah daftar masalah
baru. Pria sama sekali tidak mau dibandingkan dengan orang lain,
termasuk ayahnya.
-
“Kamu seperti pengecut atau tolol.”
Saat emosi bukan berarti bisa memberi sumpah serapah yang merendahkan
satu sama lain. Menyebutnya dengan sebutan lain, apalagi berkonotasi
negatif, akan membuat situasi menjadi lebih runyam. Ada baiknya mencoba
untuk tenang dan ambillah waktu sejenak, lalu kembali kepadanya untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
-
“Lihat, anak kita juga ikut sedih/rewel.”
Misalkan saat pertengkaran terjadi, lalu anak menangis, jangan
mengatakan hal ini karena tidak ada sangkut pautnya. Kenapa tidak
kemudian sama-sama diam dan mengontrol diri, lalu menyelesaikan masalah
nanti setelah si anak kecil tak lagi menangis. Siapa tahu justru ini
bisa membuat emosi reda dan kembali membaik.
-
“Kamu mengulang kesalahan yang sama/Ini kesalahan kamu yang ke-3.”
Ketika maaf diberikan pada kesempatan terdahulu, itu bukan berarti
dia tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Ada baiknya tidak
mengungkit lagi. Bisa jadi si dia melakukan itu tanpa sengaja, dan
karena dia tidak tahu betapa kerasnya Anda meredam perasaan Anda akan
masalah yang ia timbulkan. Beri dia kesempatan.
-
“Kamu selalu terlambat.”
Misalkan si dia mengulangi terlambat dalam persiapan untuk berangkat
ke suatu acara, jangan pula sampaikan kalimat ini. Hanya akan memancing
masalah menjadi lebih runyam dan rumit. Lebih baik sampaikan bahwa Anda
benar-benar tidak suka menunggu, dan bahas dengan lugas supaya lain kali
tidak ada lagi keterlambatan di acara berikutnya.
-
“Kenapa kamu marah?”
Ketika si dia pulang dalam keadaan bad mood atau tidak bersemangat,
jangan buru-buru bilang dia marah. Siapa tahu dia hanya mengalami hari
yang buruk atau tim sepak bola kesayangannya mengalami kekalahan atau
masih merasa keletihan dari perjalanan atau kondisi badannya, sakunya
dan fikirannya sedang sakit. Kutipan yang tanpa Anda sadari ini bisa
saja malah memancing pertengkaran dengannya.
-
“Kamu harus bicara dengan saya, sekarang.”
Kalimat ini seperti sebuah perintah yang tidak ingin didengar siapa
pun, termasuk pasangan Anda. Kalaupun misalnya anda sedang berusaha
menghubungi si dia, lalu dia tak menjawab, bukan berarti dia mengabaikan
anda. Siapa tahu dia sedang dalam pertemuan penting, atau sedang berada
dekat dengan bos atau tamu penting. Jangan marah lewat pesan pendek
atau surat elektronik. Saat terjadi masalah ada baiknya dibicarakan
dengan baik, saat tatap muka,
dengan duduk, sedang santai.
-
“Semua ini salahmu.”
Misalkan karena keterlambatan si dia, lalu tidak tepat waktu untuk
masuk pesawat dalam sebuah perjalanan, jangan buru-buru menyalahkan dia
sepenuhnya. Dari pada saling menyalahkan, lebih baik memahami situasi
dan melihat bahwa tak ada masalah yang bisa diselesaikan. Saling
menyalahkan tidak menyelesaikan masalah, malah akan bikin lebih runyam.
PIKIRAN NEGATIF TERNYATA TIDAK BAIK BAGI KESEHATAN
80% orang sakit bukan karena fisiknya tapi karena EMOSInya….
MARAH selama 5 menit akan menyebabkan sistem imun tubuh kita mengalami depresi selama 6 jam
DENDAM & MENYIMPAN KEPAHITAN akan menyebabkan imun tubuh kita
mati.. Dari situlah bermula segala penyakit, seperti STRESS, KOLESTEROL,
HIPERTENSI, SERANGAN JANTUNG, RHEMATIK, ARTHRITIS, STROKE (perdarahan /
penyumbatan pembuluh darah)
Jika kita sering membiarkan diri kita STRESS, maka kita sering mengalami GANGGUAN PENCERNAAN
Jika kita sering merasa KHAWATIR, maka kita mudah terkena penyakit NYERI PUNGGUNG
Jika kita MUDAH TERSINGGUNG, maka kita akan cenderung terkena penyakit INSOMNIA (susah tidur)
Jika kita sering mengalami KEBINGUNGAN, maka kita akan terkena GANGGUAN TULANG BELAKANG BAGIAN BAWAH
Jika kita sering membiarkan diri kita merasa TAKUT yang BERLEBIHAN, maka kita akan mudah terkena penyakit GINJAL
Jika kita suka ber-NEGATIVE THINKING, maka kita akan mudah terkena DYSPEPSIA (penyakit sulit mencerna)
Jika kita mudah EMOSI & cenderung PEMARAH, maka kita bisa rentan terhadap penyakit HEPATITIS
Jika kita sering merasa APATIS (tidak pernah peduli) terhadap
lingkungan, maka kita akan berpotensi mengalami PENURUNAN KEKEBALAN
TUBUH
Jika kita sering MENGANGGAP SEPELE semua persoalan, maka hal ini bisa mengakibatkan penyakit DIABETES
Jika kita sering merasa KESEPIAN, maka kita bisa terkena penyakit
DEMENSIA SENELIS (berkurangnya memori dan kontrol fungsi tubuh)
Jika kita sering BERSEDIH & merasa selalu RENDAH DIRI, maka kita bisa terkena penyakit LEUKEMIA (kanker darah putih)
CARA MENGONTROL EMOSI MENURUT ISLAM
Salah satu senjata setan untuk membinasakan manusia adalah marah.
Dengan cara ini, setan bisa dengan sangat mudah mengendalikan manusia.
Karena marah, orang bisa dengan mudah mengucapkan kalimat kekafiran,
menggugat takdir, ngomong jorok, mencaci habis, bahkan sampai kalimat
cerai yang membubarkan rumah tangganya.
Karena marah pula, manusia bisa merusak semua yang ada di sekitarnya.
Dia bisa banting piring, lempar gelas, pukul kanan-kiri, bahkan sampai
tindak pembunuhan. Di saat itulah, misi setan untuk merusak menusia
tercapai.
Tentu saja, permasalahannya tidak selesai sampai di sini. Masih ada
yang namanya balas dendam dari pihak yang dimarahi. Anda bisa bayangkan,
betapa banyak kerusakan yang ditimbulkan karena marah.
Menyadari hal ini, Agama Islam sangat menekankan kepada umat manusia
untuk berhati-hati ketika emosi. Banyak motivasi yang diberikan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar manusia tidak mudah
terpancing emosi. Diantaranya, beliau menjanjikan sabdanya yang sangat
ringkas:
لا تغضب ولك الجنة
“Jangan marah, bagimu surga.”
(HR. Thabrani dan dinyatakan shahih dalam kitab shahih At-Targhib no. 2749)
Allahu akbar, jaminan yang luar biasa. Surga.. dihiasi dengan
berbagai kenikmatan, bagi mereka yang mampu menahan amarah. Semoga ini
bisa memotivasi kita untuk tidak mudah terpancing emosi.
Bagaimana Cara Mengendalikan Diri Ketika Sedang Emosi?
Agar kita tidak terjerumus ke dalam dosa yang lebih besar, ada
beberapa cara mengendalikan emosi yang diajarkan dalam Al-Quran dan
Sunah. Semoga bisa menjadi obat mujarab bagi kita ketika sedang marah.
Pertama, segera memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan, dengan membaca ta’awudz:
أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ
A-‘UDZU BILLAHI MINAS SYAITHANIR RAJIIM
Karena sumber marah adalah setan, sehingga godaannya bisa diredam dengan memohon perlindungan kepada Allah.
Dari sahabat Sulaiman bin Surd radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
Suatu hari saya duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketika itu ada dua orang yang saling memaki. Salah satunya telah merah
wajahnya dan urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِني لأعلمُ كَلِمَةً لَوْ قالَهَا لذهبَ عنهُ ما يجدُ، لَوْ قالَ: أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ، ذهب عَنْهُ ما يَجدُ
Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang
ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi
minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang marah, kemudian membaca: A-‘udzu billah (saya berlindung kepada Allah) maka marahnya akan reda.” (Hadis shahih – silsilah As-Shahihah, no. 1376)
Kedua, DIAM dan jaga lisan
Bawaan orang marah adalah berbicara tanpa aturan. Sehingga bisa jadi dia
bicara sesuatu yang mengundang murka Allah. Karena itulah, diam
merupakan cara mujarab untuk menghindari timbulnya dosa yang lebih
besar.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
“Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan lighairih).
Ucapan kekafiran, celaan berlebihan, mengumpat takdir, dst., bisa
saja dicatat oleh Allah sebagai tabungan dosa bagi ini. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ المَشْرِقِ
Sesungguhnya ada hamba yang mengucapkan satu kalimat, yang dia
tidak terlalu memikirkan dampaknya, namun menggelincirkannya ke neraka
yang dalamnya sejauh timur dan barat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Di saat kesadaran kita berkurang, di saat nurani kita tertutup nafsu,
jaga lisan baik-baik, jangan sampai lidah tak bertulang ini,
menjerumuskan anda ke dasar neraka.
Ketiga, mengambil posisi lebih rendah
Kecenderungan orang marah adalah ingin selalu lebih tinggi.. dan lebih
tinggi. Semakin dituruti, dia semakin ingin lebih tinggi. Dengan posisi
lebih tinggi, dia bisa melampiaskan amarahnya sepuasnya.
Karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan
saran sebaliknya. Agar marah ini diredam dengan mengambil posisi yang
lebih rendah dan lebih rendah. Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatkan,
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia
duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang,
hendak dia mengambil posisi tidur. (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, sahabat yang meriwayatkan hadis ini,
melindungi dirinya ketika marah dengan mengubah posisi lebih rendah.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, dari Abul Aswad Ad-Duali,
beliau menceritakan kejadian yang dialami Abu Dzar,
Suatu hari Abu Dzar mengisi ember beliau. Tiba-tiba datang beberapa orang yang ingin mengerjai Abu Dzar. ‘Siapa diantara kalian yang berani mendatangi Abu Dzar dan mengambil beberapa helai rambutnya?’ tanya salah seorang diantara mereka. “Saya.” Jawab kawannya.
Majulah orang ini, mendekati Abu Dzar yang ketika itu berada di dekat
embernya, dan menjitak kepala Abu Dzar untuk mendapatkan rambutnya.
Ketika itu Abu Dzar sedang berdiri. Beliaupun langsung duduk kemudian
tidur.
Melihat itu, orang banyak keheranan. ‘Wahai Abu Dzar, mengapa kamu duduk, kemudian tidur?’ tanya mereka keheranan.
Abu Dzar kemudian menyampaikan hadis di atas. Subhanallah..,
demikianlah semangat sahabat dalam mempraktekkan ajaran nabi mereka.
Mengapa duduk dan tidur?
Al-Khithabi menjelaskan,
القائم
متهيئ للحركة والبطش، والقاعد دونه في هذا المعنى، والمضطجع ممنوع منهما،
فيشبه أن يكون النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنما أمره بالقعود
لئلا تبدر منه في حال قيامه وقعوده بادرة يندم عليها فيما بعدُ
Orang yang berdiri, mudah untuk bergerak dan memukul, orang yang
duduk, lebih sulit untuk bergerak dan memukul, sementara orang yang
tidur, tidak mungkin akan memukul. Seperti ini apa yang disampaikan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Perintah beliau untuk duduk, agar orang
yang sedang dalam posisi berdiri atau duduk tidak segera melakukan
tindakan pelampiasan marahnya, yang bisa jadi menyebabkan dia menyesali
perbuatannya setelah itu. (Ma’alim As-Sunan, 4/108)
Keempat, Ingatlah hadis ini ketika marah
Dari Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قادرٌ على أنْ يُنفذهُ دعاهُ اللَّهُ سبحانهُ
وتعالى على رءوس الخَلائِقِ يَوْمَ القيامةِ حتَّى يُخيرهُ مِنَ الحورِ
العين ما شاءَ
“Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu
meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk
pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang
dia kehendaki. (HR. Abu Daud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani)
Subhanallah.., siapa yang tidak bangga ketika dia dipanggil oleh
Allah di hadapan semua makhluk pada hari kiamat, untuk menerima balasan
yang besar? Semua manusia dan jin menyaksikan orang ini, maju di hadapan
mereka untuk menerima pahala yang besar dari Allah ta’ala. Tahukah
anda, pahala ini Allah berikan kepada orang yang hanya sebatas menahan
emosi dan tidak melampiaskan marahnya. Bisa kita bayangkan, betapa besar
pahalanya, ketika yang dia lakukan tidak hanya menahan emosi, tapi juga
memaafkan kesalahan orang tersebut dan bahwa membalasnya dengan
kebaikan.
Mula Ali Qori mengatakan,
وَهَذَا
الثَّنَاءُ الْجَمِيلُ وَالْجَزَاءُ الْجَزِيلُ إِذَا تَرَتَّبَ عَلَى
مُجَرَّدِ كَظْمِ الْغَيْظِ فَكَيْفَ إِذَا انْضَمَّ الْعَفْوُ إِلَيْهِ
أَوْ زَادَ بِالْإِحْسَانِ عَلَيْهِ
Pujian yang indah dan balasan yang besar ini diberikan karena
sebatas menahan emosi. Bagaimana lagi jika ditambahkan dengan sikap
memaafkan atau bahkan membalasnya dengan kebaikan. (Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan Turmudzi, 6/140).
Satu lagi, yang bisa anda ingat ketika marah, agar bisa meredakan emosi anda:
Hadis dari Ibnu Umar,
من كف غضبه ستر الله عورته ومن كظم غيظه ولو شاء أن يمضيه أمضاه ملأ الله قلبه يوم القيامة رضا
Siapa yang menahan emosinya maka Allah akan tutupi kekurangannya.
Siapa yang menahan marah, padahal jika dia mau, dia mampu
melampiaskannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan pada
hari kiamat. (Diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Qadha Al-Hawaij, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
Ya, tapi yang sulit bukan hanya itu. Ada satu keadaan yang jauh lebih
sulit untuk disuasanakan sebelum itu, yaitu mengkondisikan diri kita
ketika marah untuk mengingat balasan besar dalam hadis di atas. Umumnya
orang yang emosi lupa segalanya. Sehingga kecil peluang untuk bisa
mengingat balasan yang Allah berikan bagi orang yang bisa menahan emosi.
Siapakah kita dibandingkan Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu.
Sekalipun demikian, beliau terkadang lupa dengan ayat dan anjuran
syariat, ketika sudah terbawa emosi.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan bahwa ada
seseorang yang minta izin kepada Khalifah Umar untuk bicara. Umarpun
mengizinkannya. Ternyata orang ini membabi buta dan mengkritik habis
sang Khalifah.
‘Wahai Ibnul Khattab, demi Allah, kamu tidak memberikan pemberian yang banyak kepada kami, dan tidak bersikap adil kepada kami.”
Mendengar ini, Umarpun marah, dan hendak memukul orang ini. Sampai
akhirnya Al-Hur bin Qais (salah satu teman Umar) mengingatkan,
‘Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Allah berfirman kepada
nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya): ‘Berikanlah maaf,
perintahkan yang baik, dan jangan hiraukan orang bodoh.’ dan orang ini
termasuk orang bodoh.’
Demi Allah, Umar tidak jadi melampiaskan emosinya ketika
mendengar ayat ini dibacakan. Dan dia adalah manusia yang paling tunduk
terhadap kitab Allah. (HR. Bukhari 4642).
Yang penting, anda jangan berputus asa, karena semua bisa dilatih.
Belajarlah untuk mengingat peringatan Allah, dan ikuti serta laksanakan.
Bisa juga anda minta bantuan orang di sekitar anda, suami, istri, anak
anda, pegawai, dan orang di sekitar anda, agar mereka segera
mengingatkan anda dengan janji-janji di atas, ketika anda sedang marah.
Pada kasus sebaliknya, ada orang yang marah di masa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliaupun meminta salah satu sahabat
untuk mengingatkannya, agar membaca ta’awudz, A-‘udzu billahi minas
syaithanir rajim..
وَقَالَ: له أحد الصحابة «تَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ» فَقَالَ: أَتُرَى بِي بَأْسٌ، أَمَجْنُونٌ أَنَا، اذْهَب
“Salah satu temannya mengingatkan orang yang sedang marah ini:
‘Mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan setan!’ Dia malah
berkomentar: ‘Apakah kalian sangka saya sedang sakit? Apa saya sudah
gila? Pergi sana!’ (HR. Bukhari 6048).
Kelima, Segera berwudhu atau mandi
Marah dari setan dan setan terbuat dari api. Padamkan dengan air yang dingin.
Terdapat hadis dari Urwah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu, yang mengatakan,
إِنَّ
الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ
وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ
فَلْيَتَوَضَّأْ
Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api,
dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia
berwudhu. (HR. Ahmad 17985 dan Abu Daud 4784)
Dalam riwayat lain, dari Abu Muslim Al-Khoulani, beliau menceritakan,
Bahwa Amirul Mukminin Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu pernah berkhutbah di
hadapan masyarakat. Dan ketika itu, gaji pegawai belum diserahkan selama
dua atau tiga bulan. Abu Muslim-pun berkata kepada beliau,
‘Hai Muawiyah, sesungguhnya harta itu bukan milikmu, bukan milik bapakmu, bukan pula milik ibumu.’
Mendengar ini, Muawiyah meminta hadirin untuk diam di tempat. Beliau
turun dari mimbar, pulang dan mandi, kemudian kembali dan melanjutkan
khutbahnya,
‘Wahai manusia, sesungguhnya Abu Muslim menyebutkan bahwa harta ini
bukanlah milikku, bukan milik bapakku, bukan pula milik ibuku. Dan Abu
Muslim benar. kemudian beliau menyebutkan hadis,
الغضب من الشيطان ، والشيطان من النار ، والماء يطفئ النار ، فإذا غضب أحدكم فليغتسل
Marah itu dari setan, setan dari api, dan air bisa memadamkan api. Apabila kalian marah, mandilah.
(HR. Abu Nuaim dalam Hilyah 2/130, dan Ibnu Asakir 16/365).
Dua hadis ini dinilai lemah oleh para ulama. Hadis pertama dinilai
lemah oleh An-Nawawi sebagaimana keterangan beliau dalam Al-Khulashah
(1/122). Syuaib Al-Arnauth dalam ta’liq Musnad Ahmad menyebutkan
sanadnya lemah. Demikian pula Al-Albani menilai sanadnya lemah dalam
Silsilah Ad-Dhaifah no. 581.
Hadis kedua juga statusnya tidak jauh beda. Ulama pakar hadis
menilainya lemah. Karena ada perowi yang bernama Abdul Majid bin Abdul
Aziz, yang disebut Ibnu Hibban sebagai perawi Matruk (ditinggalkan).
Ada juga ulama yang belum memastikan kelemahan hadis ini. Diantaranya adalah Ibnul Mundzir. Beliau mengatakan,
إن ثبت هذا الحديث فإنما الأمر به ندبا ليسكن الغضب ، ولا أعلم أحدا من أهل العلم يوجب الوضوء منه
Jika hadis ini shahih, perintah yang ada di dalamnya adalah
perintah anjuran untuk meredam marah dan saya tidak mengetahui ada ulama
yang mewajibkan wudhu ketika marah. (Al-Ausath, 1/189).
Karena itulah, beberapa pakar tetap menganjurkan untuk berwudhu,
tanpa diniatkan sebagai sunah. Terapi ini dilakukan hanya dalam rangka
meredam panasnya emosi dan marah. Dr. Muhammad Najati mengatakan,
يشير
هذا الحديث إلى حقيقة طبية معروفة ، فالماء البارد يهدئ من فورة الدم
الناشئة عن الانفعال ، كما يساعد على تخفيف حالة التوتر العضلي والعصبي ،
ولذلك كان الاستحمام يستخدم في الماضي في العلاج النفسي
Hadis ini mengisyaratkan rahasia dalam ilmu kedokteran. Air yang
dingin, bisa menurunkan darah bergejolak yang muncul ketika emosi.
Sebagaimana ini bisa digunakan untuk menurunkan tensi darah tinggi.
Karena itulah, di masa silam, terapi mandi digunakan untuk terapi
psikologi.
(Hadis Nabawi wa Ilmu An-Nafs, hlm. 122. dinukil dari Fatwa islam, no. 133861)
اَللَّهُمَّ نَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الحَقِّ فِي الرِضَا وَالغَضَبِ
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kalimat haq ketika ridha (sedang) dan marah
[Doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shalatnya – shahih Jami’ As-Shaghir no. 3039]